Tuesday, May 9, 2023

Nit's Notes: THE SILENT PATIENT

0

 

Title: The Silent Patient

Author: Alex Michaelides

Pages: 395 pages

Genre: Mystery (crime, psychological mystery)

Publish date: 2019

 

Saya mengetahui buku ini dari salah satu booktuber Indonesia (Aya Sophia) yang saat itu membuat event baca barengaan dengan para subscribernya. Dia memillih buku ini sebagai buku yang akan dibahas bersama. Sinopsinya menarik, covernya keren, genrenya misteri, dan saya tak punya alasan untuk tidak tertarik membaca buku ini.

The Silent Patient?

Alicia Berenson, seorang pelukis ternama, ditangkap di hari ketika suaminya, Gabriel Berenson, ditemukan meninggal dengan lima luka tembak di wajah. Senapan yang menjadi senjata pembunuhan ditemukan di tempat kejadian dan memiliki sidik jari Alicia. Alicia tidak mengakui, tidak pula membela diri. Ia tak mengeluarkan sepatah kata pun sejak hari kematian suaminya. Divonis mengidap gangguan kejiwaan, Alicia hanya menjalani masa hukuman yang singkat lalu diserahkan ke Rumah Sakit untuk di rawat. Semua psikioterapis menyerah untuk menangani Alicia karena tak ada kemajuan pun yang terlihat. Hanya sekali ia menyalurkan emosi, itupun melalui sebuah lukisan. Lukisan itu berupa potret dirinya yang penuh luka dihiasi huruf Yunani biru terang di sudut bawah kanvasnya. Satu kata tertulis di sana: ALCESTIS.

Theo Faber adalah seorang psikoterapis yang bersemangat. Mengetahui keadaan Alicia, ia bertekad untuk menyembuhkan Alicia. Dengan tekun ia menggali rahasia demi rahasia yang tenggelam dalam diamnya Alicia. Akankah ia berhasil?

What I Feel?

Well, jujur saya sangat tertarik ketika mendengar dan membaca sinopsis novel ini. terlebih lagi, The Silent Patient memenangakan Goodreads Choice Awards kategori Thriller di tahun 2019. Hal tersebut membuat ekspektasi saya melambung tinggi.

Di Awal novel, saya cukup bertanya-tanya mengapa penulis terlalu menceritakan banyak hal yang menurutku sangat tidak penting. Ekspektasi saya, novel ini akan menguak misteri melalui clue-clue yang diutarakan Alicia melalui lukisannya. Tetapi ekspektasi hanyalah ekspektasi. Saya bukan penulisnya dan skenarionya takkan bisa saya atur sesuai keinginan saya.

Sebuah genre misteri identik dengan plot twist di akhir cerita. Memang di sanalah letak serunya. Namun di novel ini, saya tidak dibuat terkejut oleh twist yang disajikan. Menurut saya, alurnya terlalu mudah untuk ditebak sehingga mengurangi keseruan dalam membaca novel ini. Saya biasanya sangat bahagia jika berhasil menebak pelaku pembunuhan dalam setiap novel misteri yang saya baca. Mengapa? Karena sampai akhir, meskipun saya menebak, saya masih memiliki banyak pertanyaan dan keraguan. Berbeda dengan novel ini, saya sangat berharap bahwa penulis memberikan saya kejutan yang amat sangat mengejutkan di akhir cerita. Lagi, itu hanyalah sekedar ekspektasi.

Highlight?

-      Satu hal yang saya sukai dari novel ini adalah kisah Alcestis. Walapun porsinya sangat sedikit, tetapi cukup untuk membuat saya penasaran dan mengetikkannya di mesin pencarian.

-      Buku harian Alicia mengungkapkan betapa kesepiannya para penderita mental disorder. Kalau kata Joker “People asks you to behave as you don’t.” Ketika Alicia mengungkapkan apa yang dilihat atau dirasakannya, semua orang tidak mempercayainya. Semua orang memintanya untuk sadar, seolah-oleh apa pun yang diungkapkanya hanyalah ilusi, mencekokinya dengan obat ketika ia tetap bersikeras akan ucapannya, hingga akhirnya ia berpura-pura semua baik-baik saja dibandingkan harus kehilangan akal sehatnya oleh obat berdosis tinggi.

-        Warning: Novel ini berlabel 17+ jadi harap bijak dalam memilih bacaan.

Butuh waktu setidaknya enam hari bagi saya untuk menamatkan buku ini. Kendala yang cukup mengganggu adalah Bahasa penerjemah yang menurut saya kurang pas di beberapa bagian dan membuat saya harus membaca berkali-kali hingga memahami maksudnya. Buku ini mungkin tidak memenuhi ekspektasi saya tetapi berkenalan dengan Alicia Berenson cukup menyenangkan.