A Letter to Anonymous
Teruntukmu yang entah.
Aku menanti dengan berdebar-debar
Kadang sabar
Kadang pula tak sabar
Menanti ucapan salam di balik pintu rumah
Juga senyum kikuk yang akan kau sunggingkan
Siapakah engkau?
Yang akan menemui orang tuaku
Yang akan mengambil alih tanggung jawab mereka menjadi milikmu
Siapakah engkau?
Teruntukmu yang masih entah
Dengan hati yang masih berdebar
Juga perasaan yang kadang sabar kadang tidak sabar
Aku selalu menantimu
Telah kutulis kata demi kata
Lembar demi lembar
Bab demi bab kisah dalam kertas hidupku
Pada lembar ke berapa kisah kita akan terkisahkan?
Pada kata ke berapa namamu akan kutuliskan?
Apakah namamu sudah pernah tertoreh sebelumnya?
Atau kau akan hadir sebagai tokoh baru?
Semanis apa pertemuan kita?
Ataukah hambar-hambar saja?
Semua tanya
Masih tergantung
Hingga entah
Dalam doa
Menanti
Dengan sabar
Kadang tak sabar
“Terima kasih” ucapku lirih
Aku berkata padamu
Di suatu hari di masa depan
“Terima kasih telah menemukanku”
someday, he will come cause his destiny is to find you
ReplyDeleteAamiin insyaa Allah
Delete