Yesung - Paper Umbrella MV |
Perjalanan tak selamanya mulus dan lancar. Kadang kita akan menemui jalanan berbatu, berliku-liku, macet, berlubang, dan segala macam cobaan yang membuat kita ragu untuk melangkah. Begitulah yang kurasakan pada hubunganku dan Amira saat ini. Ada sedikit keraguan di sana. Hubungan kami selama ini baik dan lancar-lancar saja. Aku bahkan sangat mengharapkan ia adalah takdir yang telah digariskan Tuhan untukku. Namun, pertemuan dengan sahabatku membuat nyaliku sedikit ciut untuk melangkah maju.
"Mana Masita? Kok gak bareng?" Aku bertanya karena heran Roy, sahabatku tak datang bersama isterinya.
"Hubungan kami sudah berakhir, Hid. Mungkin karena kami tidak memiliki waktu untuk saling mengenal lebih lama. Aku dengan cepat memutuskan untuk menikahinya saat kami diperkenalkan oleh keluarga kami."
Kisah Roy sama persis dengan hubunganku dengan Amira saat ini.
"Waktu itu aku sangat menggebu-gebu, berbunga-bunga, seolah aku dan Masita memang ditakdirkan untuk bersama. Nyatanya, hubungan kami tak berjalan mulus. Ia sering menangis karenaku dan kami tak dapat mencegah perpisahan." Ada jeda. Kami terdiam.
"Bagaimana denganmu, Hid? Sudah punya calon?" Roy melanjutkan.
Aku pun menceritakan tentang hubunganku dengan Amira yang cukup sehat untuk dilanjutkan ke jenjang yang lebih serius.
"Hid, sebagai sahabatmu, aku cuma menyarankan agar kau pikirkan baik-baik lagi keputusanmu menikahi gadis itu. Aku rasa kau cukup tau karaktermu yang mudah bosan dan tak pernah puas. Aku tidak bermaksud meragukanmu, kawan, tapi aku juga tak mau kalau kau bernasib sama dengan sahabatmu ini."
Perbincangan itu sangat menggangguku. Meski sedikit kecewa tak mendapat kalimat dukungan dari sahabatku, aku mengakui bahwa apa yang dikatakannya tentang diriku benarlah adanya. Pertanyaan silih berganti bersemai dalam benakku. Apakah rasa sukaku pada Amira akan bertahan? Ataukah tabiatku yang suka mencari-cari kelemahan orang lain bahkan menolak orang lain tanpa alasan belumlah hilang? Amira adalah gadis baik yang tak ingin kusakiti. Bagaimana jika debaran itu tiba-tiba menghilang dan aku menyakitinya?
Beberapa hari ini aku sama sekali tidak menghubungi Amira. Sekali dua ia menghubungiku namun aku mengabaikannya. Setelah itu tak adalagi telpon maupun pesan darinya. Keadaan itu sangat menyiksaku.
Setiap malam aku berdoa memohon petunjuk Sang Pemilik Hati. Berharap hati hamba yang meragukan diri sendiri ini menjadi lebih tenang dan bijak. Jika memang Amira adalah jodoh untukku, aku memohon ketetapan hati. Jika tak ada jodoh di antara kami, aku memohon agar gadis sebaik Amira mendapatkan pria baik yang tak meragukan perasaannya.
Malam ini, aku tertidur dengan rasa rindu pada gadis itu. Gadis yang mungkin telah membenciku karena tiba-tiba menghilang. Malam ini aku tertidur berselimut duri keraguan yang kutabur sendiri. Kuharap tak ada air matanya yang menetes karenaku.