Dalam Fiksi
This is my favorite song of BEAST (Korean Boyband). The lyrics are so sad yet meaningful. This is how my mind imagined the story. I recommend you to listen to the song. Here is the link :
Fiction
Hope you enjoy!
I can’t still forget you
I still can’t trust anything
Even today I can’t send you away like this
Aku berada di ruangan berdinding putih. Fotomu tergantung di setiap sisi. Cantik. Kau memang cantik. Bukan hanya parasmu, hatimu pun demikian. Apa aku seburuk itu hingga takdir tak mengizinkan kita untuk bersama? Kau pergi dengan senyum merekah, seolah perpisahan memanglah jalan terbaik bagi kita berdua.
Benar! Aku tidaklah sepertimu. Rasanya sangat sulit untuk menerima semua ini. Tangan kita yang saling menggenggam erat, terurai dengan perlahan hingga ia terlepas dan tak bisa kuraih lagi. Cairan bening menumpuk di pelupuk mataku, hingga aku terlelap dalam isakan sambil memeluk harapan untuk bersamamu lagi.
I will rewrite again
Our story will not end
I will burry fact that reality is seeping into my skin for now
I will rewrite once again
The start beginning with you and I smiling happily
In case you will leave me
The background is a small room without an exit
Suara ayam berkokok membangunkanku. Samar-samar kulihat siluet yang kurindukan berjalan ke arahku. Masih berusaha mengembalikan kesadaran kau telah terduduk manis di sampingku, menyingkap selimut yang masih membalut tubuh ringkihku, lalu melempar senyum bahagia.
Ruangan ini terasa berbeda. Tak ada celah sedikitpun untuk keluar. Namun mentari seakan bersinar mengelilingimu. Tak apa! Kita berdua berada di ruangan tanpa pintu pun tak apa. Selagi dirimu berada di sisiku, aku tak membutuhkan apa-apa lagi.
I kiss you as if there is nothing wrong
I can’t leave your sweet presence
There is no such thing as an end for us
Aku menggenggam erat tangan lalu mengecup keningmu sekilas. Aroma manis memanjakan indera penciumanku. Ini memang benar dirimu. Kepahitan yang melandaku seolah menguap dan seketika menghilang tergantikan manisnya hadirmu. Kehadiranmu memenuhi hati dan pikiranku hingga ingatan pahit itu tak memiliki celah untuk menggangguku lagi. Aku dan kau kini bersama kembali. Aku tak merisaukan apapun, bahkan perpisahan. Tidak akan ada akhir dalam kisah kita.
Right now, there are only happy stories here
The very happy stories of just two of us
(different from reality) is written here
It’s slowly filling up
Apa kau bahagia bersamaku? Senyum merekahmu seolah menjawab mengiyakan. Mari kita memulai lagi kisah ini dari awal. Merancang kebahagiaan tanpa perlu melibatkan siapa-siapa, hanya kita berdua. Mengisi hari demi hari dengan kebahagiaan yang tiada akhir.
I run towards you and embrace you
I can’t never let you go
There is no such thing as an end for us
I will say this again, one more time
Right now, you are next to me
I’m believing like that
Aku terkejut ketika kau berjalan menjauh. Jangan!Kau jangan pergi!Secepat mungkin aku merengkuhmu dalam pelukanku. Aku takkan pernah melepaskan pelukan ini. Seperti kataku, tidak akan ada akhir dalam kisah kita. Kau mengangguk kemudian duduk di sampingku. Kita duduk bersisian sambil memandang satu sama lain. Bola mata cokelat itu seolah menyinari kehampaan ruangan ini. Kuyakinkan diriku sekali lagi bahwa kau ada di sampingku.
“Aku mencintaimu.” Bisikku.
**
Seorang pria tampak bermandi peluh dan air mata. Tangannya dengan sigap menuliskan kata demi kata pada selembar kertas usang. “Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu.” Seolah tak kenal lelah, ia terus menuliskan kalimat itu tanpa henti. Ia tak tahu, akhir seperti apa yang akan dituliskannya. Ia kehilangan arah, dan hanya mampu menuliskan rasa cintanya berulang kali. Di benaknya, kisah itu baru saja dimulai dan takkan pernah berkahir. Jika nyata tak mendukung, ia sanggup hidup dalam fiksi selamanya.
I’m the writer who lost his purpose
The end of this novel, how I supposed to write it
I love you. I love you. I love you. I keep writing this three words
Setting the worn out pen on the paper strained in tears
This story can’t be happy or sad
I am happy we are together
Now is the start, there is no end (Fiction in fiction in fiction)
0 comments:
Post a Comment