Saturday, March 24, 2018

Sang Pemanah

0



Di suatu desa, hiduplah seorang pemanah ulung. Orang-orang mengatakan ia dan panah adalah jodoh dari surga. Begitulah, bakatnya muncul sejak kecil dan tanpa usaha yang berarti ia mampu menaklukkan sasaran-sasaran yang ada di depannya. Ia adalah pemanah terhebat di antara teman sebayanya.

Suatu hari sang pemanah memutuskan untuk berburu di hutan. Ia melihat rusa dan memutuskan untuk menjadikannya target sasaran. Ia pun mengarahkan busurnya dan melepas anak panah dengan yakin. Angin bertiup kencang, membuat anak panah tersebut meleset. Untuk pertama kali dalam hidupnya si pemanah merasakan kegagalan.

Keesokan harinya, ia kembali berburu. Lagi, dilihatnya seekor rusa di balik semak belukar. Ia mengarahkan busurnya. Namun naas, busurnya rusak sebelum ia sempat melepas anak panahnya.
Di hari berikutnya, si pemanah kembali gagal membawa pulang seekor rusa. Lagi-lagi serangannya meleset.

“Ada apa denganmu?” tanya teman sang pemanah

“Aku kurang beruntung akhir-akhir ini. Angin meniup anak panahku ke arah yang salah, Busurku rusak, dan hari ini suasana hatiku tidak terlalu baik untuk memanah.” Jawab sang pemanah.

“Aku dan panah adalah jodoh dari surga. Tapi sepertinya ia mengkhianatiku akhir-akhir ini.” Ucapnya lagi.

**

Dalam hati sang Panah membatin…

Andai aku bisa berbicara, akan kuberitahu kau. Aku tak pernah berkhianat. Kaulah yang meninggalkanku di kala orang-orang memuji kehebatanmu. Kau jarang berlatih memanah karena kau merasa memiliki bakat alami sejak dilahirkan. Mengapa kau memanah tanpa memperhitungkan arah angin? Mengapa kau tidak membawa busur cadangan? Mengapa kau menyalahkan kondisi hatimu saat gagal mendapatkan yang kau inginkan? Mengapa kau tidak berusah lebih keras? Mengapa kau terkungkung pada alasan-alasan yang sengaja kau buat untuk menghibur dirimu sendiri? 

Benar... 
Semua hanyalah alasan yang kau buat untuk mempertahankan keangkuhanmu.

Andai aku bisa berbicara, akan kuberitahu padamu bahwa bakat tanpa usaha adalah kesia-siaan belaka. Aku tak pernah mengkhianatimu. Aku hanya ingin kau melebihkan usahamu.

0 comments:

Post a Comment