Monday, December 31, 2018

A Meaningful Sentence

0




“Hal-hal apa saja yang ku syukuri selama tahun 2018?”

Di sepanjang perjalanan dari kampus menuju kosan, aku sudah mengonsep hal-hal yang akan kutuliskan di blog ini. Semua sudah terstruktur dengan rapi beserta apa-apa saja pengalaman yang bisa kupetik darinya.

Tiba di kosan, kunyalakan laptop. Kutekan keyboard satu per satu sambil kembali mengenang tahun ini yang berlalu dengan cepat.

Poin pertama berhasil kutuliskan. Begitu pun poin ke dua.

Poin ketiga kutulis dengan terbata-bata lalu mengalir deraslah air mataku.

Orang tuaku berkata dengan bangga bahwa jika kau ingin melihat seseorang yang rajin belajar maka lihatlah anak perempuanku.”

Di hari mereka mengucapkan kalimat itu, aku belum menyadari betapa dahsyat dan berpengaruhnya itu untukku.

Kalimat tersebut tidak mengandung sesuatu yang amat membanggakan. Semua orang memiliki anak yang rajin belajar. Tetapi orang tuaku dengan bangga berkata seperti itu. Semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa bahwa setiap hal kecil yang kulakukan sangatlah berarti bagi mereka.

Ada saat di mana tugas-tugas kuliah begitu melelahkan dan aku rasanya tak ingin mengacuhkannya. Kalimat itu kemudian bergema di kepalaku. Sisi bijak diriku lalu bersuara, “Hey, orang tuamu senang kamu rajin belajar. Mereka akan kecewa kalau tahu anaknya malas-malasan di kampung orang.” Atau suara lain yang berkata, “Kalau kamu malas, apa yang bisa dibanggakan oleh orang tuamu lagi?”

Aku sangat bersyukur mendengar orang tuaku mengucapkan kalimat itu. Aku merasa mendapat dukungan secara psikologis bahwa aku adalah seseorang yang rajin belajar, maka aku tak perlu cemas menghadapi hari esok yang terus-menerus berubah karena aku akan terus belajar dari perubahan itu.

Aku sangat bersyukur mendengar kalimat itu karena kekecewaanku terhadap diri sendiri bisa terobati. Bahwa orang tuaku masih mempercayaiku meski aku gagal berkali-kali.

Aku sangat bersyukur mendengar kalimat itu karena dengannya aku merasa tertantang untuk menjadi sosok yang lebih daripada seorang anak perempuan yang rajin belajar untuk orang tuaku.

Lalu bagaimana aku bisa menghitung hal-hal yang patut kusyukuri, bahkan kalimat sesederhana itu bisa menjadi hal yang sangat berarti untukku.
Bahwa semua hal dalam hidup ini adalah sesuatu yang patut kau syukuri.
Kebahagiaanmu
Kesedihanmu
Pencapaianmu
Kegagalanmu
Sehatmu
Sakitmu
Kelebihanmu
Kekuranganmu

0 comments:

Post a Comment