Tuesday, May 9, 2023

Nit's Notes: THE SILENT PATIENT

0

 

Title: The Silent Patient

Author: Alex Michaelides

Pages: 395 pages

Genre: Mystery (crime, psychological mystery)

Publish date: 2019

 

Saya mengetahui buku ini dari salah satu booktuber Indonesia (Aya Sophia) yang saat itu membuat event baca barengaan dengan para subscribernya. Dia memillih buku ini sebagai buku yang akan dibahas bersama. Sinopsinya menarik, covernya keren, genrenya misteri, dan saya tak punya alasan untuk tidak tertarik membaca buku ini.

The Silent Patient?

Alicia Berenson, seorang pelukis ternama, ditangkap di hari ketika suaminya, Gabriel Berenson, ditemukan meninggal dengan lima luka tembak di wajah. Senapan yang menjadi senjata pembunuhan ditemukan di tempat kejadian dan memiliki sidik jari Alicia. Alicia tidak mengakui, tidak pula membela diri. Ia tak mengeluarkan sepatah kata pun sejak hari kematian suaminya. Divonis mengidap gangguan kejiwaan, Alicia hanya menjalani masa hukuman yang singkat lalu diserahkan ke Rumah Sakit untuk di rawat. Semua psikioterapis menyerah untuk menangani Alicia karena tak ada kemajuan pun yang terlihat. Hanya sekali ia menyalurkan emosi, itupun melalui sebuah lukisan. Lukisan itu berupa potret dirinya yang penuh luka dihiasi huruf Yunani biru terang di sudut bawah kanvasnya. Satu kata tertulis di sana: ALCESTIS.

Theo Faber adalah seorang psikoterapis yang bersemangat. Mengetahui keadaan Alicia, ia bertekad untuk menyembuhkan Alicia. Dengan tekun ia menggali rahasia demi rahasia yang tenggelam dalam diamnya Alicia. Akankah ia berhasil?

What I Feel?

Well, jujur saya sangat tertarik ketika mendengar dan membaca sinopsis novel ini. terlebih lagi, The Silent Patient memenangakan Goodreads Choice Awards kategori Thriller di tahun 2019. Hal tersebut membuat ekspektasi saya melambung tinggi.

Di Awal novel, saya cukup bertanya-tanya mengapa penulis terlalu menceritakan banyak hal yang menurutku sangat tidak penting. Ekspektasi saya, novel ini akan menguak misteri melalui clue-clue yang diutarakan Alicia melalui lukisannya. Tetapi ekspektasi hanyalah ekspektasi. Saya bukan penulisnya dan skenarionya takkan bisa saya atur sesuai keinginan saya.

Sebuah genre misteri identik dengan plot twist di akhir cerita. Memang di sanalah letak serunya. Namun di novel ini, saya tidak dibuat terkejut oleh twist yang disajikan. Menurut saya, alurnya terlalu mudah untuk ditebak sehingga mengurangi keseruan dalam membaca novel ini. Saya biasanya sangat bahagia jika berhasil menebak pelaku pembunuhan dalam setiap novel misteri yang saya baca. Mengapa? Karena sampai akhir, meskipun saya menebak, saya masih memiliki banyak pertanyaan dan keraguan. Berbeda dengan novel ini, saya sangat berharap bahwa penulis memberikan saya kejutan yang amat sangat mengejutkan di akhir cerita. Lagi, itu hanyalah sekedar ekspektasi.

Highlight?

-      Satu hal yang saya sukai dari novel ini adalah kisah Alcestis. Walapun porsinya sangat sedikit, tetapi cukup untuk membuat saya penasaran dan mengetikkannya di mesin pencarian.

-      Buku harian Alicia mengungkapkan betapa kesepiannya para penderita mental disorder. Kalau kata Joker “People asks you to behave as you don’t.” Ketika Alicia mengungkapkan apa yang dilihat atau dirasakannya, semua orang tidak mempercayainya. Semua orang memintanya untuk sadar, seolah-oleh apa pun yang diungkapkanya hanyalah ilusi, mencekokinya dengan obat ketika ia tetap bersikeras akan ucapannya, hingga akhirnya ia berpura-pura semua baik-baik saja dibandingkan harus kehilangan akal sehatnya oleh obat berdosis tinggi.

-        Warning: Novel ini berlabel 17+ jadi harap bijak dalam memilih bacaan.

Butuh waktu setidaknya enam hari bagi saya untuk menamatkan buku ini. Kendala yang cukup mengganggu adalah Bahasa penerjemah yang menurut saya kurang pas di beberapa bagian dan membuat saya harus membaca berkali-kali hingga memahami maksudnya. Buku ini mungkin tidak memenuhi ekspektasi saya tetapi berkenalan dengan Alicia Berenson cukup menyenangkan.

Friday, May 21, 2021

VINCENZO AND INZAGHI

0


Cr: Netflix


Vincenzo adalah seorang consigliere, penasehat mafia yang berasal dari Italia. Nama aslinya Park Joo Hyeong. Sejak berumur 10 tahun, ia telah diadopsi oleh keluarga Cassano dan besar di Italia. Karena perang antar keluarga Mafia, Vincenzo memutuskan untuk terbang ke Korea. Selain itu, ia juga ingin menggali ruang bawah tanah di salah satu Plaza yang berisikan emas seberat 15 ton.

Saya kira kisah ini akan berfokus pada petualangan Vincenzo untuk mengambil emas di bawah geumga Plaza atau kisah pengungkapan jati diri anak yang telah ditelantarkan ibunya sejak kecil. But Nah! saya lupa kalau penulis cerita ini adalah Park Jae Bum, seorang penulis yang sering mengangkat tentang sosial justice melalui tulisannya. Perjalanan Vincenzo ke Korea membuatnya melihat banyak tindak kejahatan dan ketidakadilan bukan oleh mafia, tapi oleh pemerintah yang harusnya melindungi rakyatnya sendiri.

But I will not talk about those sosial justice issues on this post. I just want to share why this drama has a special spot in my heart.

Bagi yang nonton drama ini, kalian pasti tidak asing dengan merpati biru yang selalu hinggap di jendela Vincenzo. Scene Vincenzo dengan merpati selalu memberikan aura komikal yang kental dan tentu saja membuat penonton melihat sisi lain dari sang mafia. Tapi apakah ada yang menyadari makna merpati biru tersebut? Apa benar detil ini ditambahkan hanya untuk menambah unsur komedi di drama ini?

Before I continue, I want to say thank you for instagram user @kotablequotes for her/his insightful post about blue bird. So basically this writing is inspired by her. 

Bukan hanya sekali dua merpati biru dimunculkan di drama ini. Merpati biru muncul sejak episode pertama dan bisa dibilang menemani Vincenzo dalam perkembangan karakternya. Saat episode pertama ketika Vincenzo menuju kediaman Emilio, kepakan sayap merpati dijadikan detil transisi dari scene satu ke scene lainnya. Lalu sang merpati muncul lagi di penginapan baru Vincenzo di Korea.

There is a bluebird in my heart that wants to get out

But I’m too tough for him

I say, stay in there, I’m not going to let anybody see you

There is a bluebird in my heart that wants to get out

But I pour whiskey on him and inhale cigarette smoke

And the whores and the bartenders and the grocery clerks

Never know that he’s in there

There is a bluebird in my heart that wants to get out

But I’m too tough for him

I say, stay down, do you you want to mess me up?

You want to screw up thr works?

You want to blow my book sales in Europe?

There is a bluebird in my heart that wants to get out

But I’m too clever, I only let him out at night sometimes

When everybody’s asleep

I sat, I know that you’re there,

So don’t be sad.

Then I put him back,

But he’s singing a little in there,

I haven’t quite let him die

And we sleep together like that

With our secret pact

And it’s nice enough to make a man weep,

But I don’t weep, do you?

 

Puisi Bluebird karya Charles Bukowski ini menyiratkan bahwa makna burung biru adalah sesuatu dalam diri individu yang selalu berusaha ia sembunyikan, bisa jadi sebuah trauma, insekuritas, atau emosi. Sesuatu yang dianggap sebagai kelemahan ketika dilihat oleh orang lain. Vincenzo sendiri memiliki ketiga hal tersebut: trauma masa kecil karena ditinggal ibunya, perasaan tidak pantas mendapatkan cinta karena pekerjaannya sebagai mafia, dan emosi (bisa jadi amarah ataupun cinta) yang berusaha ia pendam karena akan menjadi kelemahan terbesarnya di mata musuh.

Di drama ditunjukkan bahwa merpati biru di jendela Vincenzo selalu berusaha memasuki kamarnya dan membuat Vincezo sulit untuk tidur. Sekeras apa pun ia mengusirnya, merpati tersebut tetap di tempat yang sama, mengetuk-ngetukkan paruhnya di kaca jendela. Vincenzo berusaha bernegosiasi, ia mulai menamai merpati itu Inzaghi. Vincenzo membolehkan Inzaghi tetap di jendala asalkan tak menimbulkan suara-suara yang menganggu tidurnya lagi. Tapi di lain hari, Inzaghi semakin menjadi-jadi bahkan membawa teman-temannya memasuki kamar Vincenzo. Vincenzo tentu berusaha menghindar, ia bahkan rela tidur di ruang tamu karena terganggu dengan kehadiran Inzaghi yang mengusik zona nyamanya.

Apa yang menjadi katalis bagi burung biru dalam diri Vincenzo? Tentu saja kehadiran orang-orang tak terduga dalam hidupnya. Pertama ia bertemu dengan Hong Yoo Chan, pengacara publik yang sangat teguh dengan prinsinya. Bersama Hong Yoo Chan, Vincenzo banyak berdiskusi tentang hidup. Terlebih lagi, Hong Yoo Chan mengetahui kisah kelam masa kecilnya. Vincenzo puts so much respect on him. Kecelakaan janggal yang merenggut nyawa Hong Yoo Chan mengusik jiwa Vincenzo. Mafia yang ia tahu, memiliki batasan dan prinsip. Sedangkan di tanah kelahirannya, pelaku hukum pun bisa bertidak seperti mafia.

Kedua, ia bertemu dengan Hong Cha Young anak dari Hong Yoo Chan. Bagi Vincenzo, Cha Young adalah seseorang yang ia syukuri kehadirannya. Di tempat yang baginya masih asing, ia bertemu dengan seseorang yang “mengenali kemeja Boolaroo yang ia kenakan”. Bisa diartikan bahwa Cha Young adalah seseorang yang pertama kali mengetahui pekerjaannya sebagai mafia dan tetap menerima ia apa adanya. Cha Young tidak pernah menuntut Vincenzo untuk berubah dan mendukung setiap keputusan yang ia ambil.

Ketiga, ia dikelilingi oleh warga Geumga Plaza yang menganggapnya sebagai simbol keberanian. Vincenzo dianggap sebagai pemimpin yang akan membantu mereka keluar dari kesulitan. Di saat yang bersamaan, warga plaza juga selalu siap memberikan pelukan hangat ketika Vincenzo mendapat musibah.

Terakhir, pertemuan emosional Vincenzo dan ibu kandungnya. Ibu yang berjanji untuk menjeputnya di gereja namun tak kunjung datang.

Semua kejadian itu terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Selama ini Vincenzo selalu menunjukkan sikap yang dingin, datar, dan tanpa emosi. Ia selalu meyakini bahwa sikapnya itu akan memudahkan ia menjalankan tugasnya sebagai mafia. Tapi pertemuan tak terduga itu malah mengusik sisi lain Vincenzo. Sisi yang selalu ingin ia hilangkan. Sisi yang dia pikir akan lenyap ketika ia mengasingkan diri ke tempat yang jauh. Vincenzo pun bertanya-tanya apakah ia pantas dianggap penolong, apakah ia pantas mendapatkan kehangatan, apakah ia pantas mendapatkan cinta, tidakkah kehadirannya hanya membuat orang-orang di sekitarnya dalam bahaya? Pikiran itu terus menghantui Vincenzo. Lalu bagaimana kelajutan kisah Vincenzo dan Inzaghi?

Perlahan-lahan Vincenzo mulai memasuki kamarnya lagi. Kali ini ia mencoba berdamai dengan Inzaghi. Setiap hari ia memberi makan merpati biru itu bahkan mengajaknya ngobrol. Vincenzo juga membeli buku “How to Befriend with Bird”. Inilah saat di mana Vincenzo sepenuhnya menerima dirinya sendiri. Ia mulai berdamai dengan traumanya, ia menerima kehangatan orang-orang di sekitarnya, ia membuka hatinya untuk jatuh cinta, memaafkan dan menemani ibunya sebisa mungkin, ia menangis ketika sedih, ia berjuang melawan amarah yang menganggunya selama ini,  dan mengetahui apa tujuan yang ingin ia raih. Inzaghi tak lagi menganggu tidurnya lalu burung itu menghilang tanpa ia sadari.

Apakah ini memang detil yang sengaja dimasukkan penulis atau sekedar cocokologi?

Here is the lyrics of the OST “Is This Love?” by Aaila:

Is this real
Is this real
What I'm feeling deep inside

How can I hide
When it's everywhere
Every little breath I take I feel

I did't cause
I didn't call, can't deny
That it's been out of my hand

A blue bird in my heart
Why do you try to get it out
It's sad
It's sad to know you

Don't take out my blue bird
It only knows how to stay dark
Don't spoil
It shouldn't hurt no more

Have I ever
Have I ever
Touched your soul like you have mine

How can I hide
When it's everywhere
Every little breath I take I feel

I did't cause
I didn't call, can't deny
That it's been out of my hand

It's wild as the ocean
That I only knew how to watch
Not to havе one as my emotion

The voice that calms me
Repeated
That only embraces me

Hmm, hmm

Do you think it is related? Because I think it is.

Bluebird hanyalah salah satu dari banyak detil yang dimasukkan penulis ke dalam cerita. Bisa dibilang, setiap scene dalam drama ini mengandung makna dan referensi. Sebut saja strategi Vincenzo yang diibaratkan seperti permainan catur atau detil-detil seni dari setiap lukisan yang diperlihatkan selalu memiliki korelasi dengan kasus-kasus kriminal yang ditangani Hong Cha Young. Juga detil-detil cross cultural antara Korea dan Italia.

This drama is so beautiful and well-written. Big respect for the director, the author, the actors,the crew, and of course for the people in social media who are willing to share their insight about Vincenzo references.

 

Vincenzo season 2? Hmmm maybe no. It’s wrapped up perfectly and it’s time to move on.

I hope one day, I and all of us will reach the point where we can accept our own bluebird peacefully,

 

Ciao.

Monday, June 22, 2020

Nit's Notes: THE SECRET OF ROOM 403

0



Title: The Secret of Room 403
Author: Riawani Elyta
Pages: 272 pages
Genre: Mystery Fiction
Publish Date: April 2016

Hello.. Helloww.. Nit's Note is back setelah sekian lama. Rasanya sangat menyesal meninggalkan laptop di kosan waktu pulang kampung Februari lalu. Siapa yang menyangka, Indonesia yang katanya kebal virus akhirnya kena juga. Terpaksa saya harus mengurungkan niat mempublish draf-draf Nit's Notes yang sudah saya cicil sebelumnya hingga saya bertemu lagi dengan laptop tercinta. 

Setelah membaca semua to be read yang sudah saya list di goodreads, rasanya sangat bingung mau membaca apa lagi. Ingin memesan buku via toko buku online, ongkos kirimnya ternyata lebih mahal dari bukunya :( Akhirnya saya memutuskan untuk mengubek-ubek perpustakaan tante yang kebanyakan isinya sudah saya baca. Ketemulah satu buku karya Riawani Elyta berjudul The Secret of Room 403. Cover dan blurp-nya sebenarnya kurang menarik minat saya. Dan benar kata pepatah, don't judge a book by its cover. Prolog buku ini amat memikat dan mengundang pembacanya untuk terus-menerus membaca halaman selanjutnya.

Apa sih rahasia di ruang 403?
Novel ini berkisah tentang penulis bernama Afiff yang pekerjaannya tiap hari dipenuhi dengan deadline. Ia kini merasa bahwa tulisannya tidak lagi mengandalkan kualitas, tetapi kuantitas semata. Kematian salah satu rekan penulisnya karena kelelahan membuat Afiff berpikir untuk berlibur sejenak. Pada suatu dini hari, sahabatnya menelepon untuk menawarkan pekerjaan sebagai penulis novel biografis seorang menteri. Novel biografi ini akan menjadi salah satu bahan kampanye sang menteri untuk bertarung menduduki kursi RI-1. Berbekalkan bundle tua yang diberikan pak menteri sebagai referensi, Afiff menerima tawaran tersebut. Berbeda dari pekerjaan sebelumnya, pekerjaan ini tidak terikat deadline yang ketat. Afiff hanya dituntut untuk membuat novel yang bagus dan mampu menggugah masyarakat. 

Fleksibilitas deadlne memungkinkan Afiff untuk tetap bisa melanjutkan liburannya ke Tanjungpinang. Di sana, ia bertemu dengan seorang gadis bernama Rafika. Bukan sebuah kebetulan, karena melalui Rafika, Afiff menemukan kejanggalan pada bundle tua tersebut dan menggiring mereka untuk menguak kisah kelam sejarah. Apa hubungan Rafika dengan bundle tersebut? Sejarah kelam apa yang selama ini telah tersembunyi dengan rapi? Silakan baca bukunya.

What I feel?
Novel ini berhasil menggugah rasa ingin tahu saya dengan pembukaan yang cemerlang oleh penulisnya. Dibuka dengan kisah kelam sejarah bersetting Tritis tahun 1984 di mana aparat negara dengan gampangnya meniadakan hal-hal yang bisa menghalangi ambisi mereka. Dengan alur maju mundur, cerita kemudian beralih pada tahun 2013 di mana penulis menceritakan kisah Afiff sang penulis yang kehilangan arah. Sisipan nilai-nilai religinya sangat kental. Penulis memperlihatkan bagaimana Afiff yang telah lama jauh dari agama perlahan mendapatkan hidayah melalui bundle tua yang diberikan pak menteri.

Novel ini memberikan efek yang kontras setiap kali saya berganti bab. Kekejaman, ketakutan, dan ketegangan berpadu dengan kehangatan dan romansa. Bagaimana rasanya dibuai oleh kisah Afiff dan Rafika dengan romansa malu-malunya lalu dihempas dengan kisah kejamnya aparat mengganyang warga sipil dengan senapan dan traktornya? Membaca novel ini bisa memberimu jawabannya. 

Highlights?
  • Satu hal yang kunantikan sejak membuka buku ini pertama kali adalah petualangan menguak rahasia ruang 403. Tapi sayang, ruang 403 baru muncul di pertengahan menjelang akhir buku. Saya merasa bundle tua-lah yang lebih menjadi sentral dari cerita ini dibanding ruang 403
  • Bundle tua pak menteri bukan hanya memberi jalan untuk menguak kisah di balik ruang 403 yang terkunci, tetapi juga membantu membuka hati Afiff yang telah lama terkuci karena kesibukan duniawinya.
  • Novel ini beralur maju mundur dengan sudut pandang yang berubah-ubah. Jadi, cermati setting tempat dan waktunya agar tidak bingung saat membaca.
  • I love how the author put some references on the footnote; baik itu referensi tentang kepenulisan maupun keagamaan.
  • Saya pernah mendengar satu kutipan "semua orang sebenarnya senang membaca, mereka hanya belum menemukan buku yang tepat." Kutipan itu sangat terbukti ketika adikku, yang belum pernah membaca buku apapun selain buku pelajaran, tertarik membaca buku ini. So, kalau ada yang mengaku tidak suka membaca, mungkin sebenarnya mereka hanya belum menemukan buku yang sesuai saja.

Well, I don't know what to say. I love the ending sooo much.  Setelah diberikan perjalanan rasa yang berliku-liku oleh penulisnya, ending  yang proper akhirnya memberikan ruang untuk bernapas lega.

Monday, January 20, 2020

Sunday, January 12, 2020

Friday, January 10, 2020

Tuesday, January 7, 2020

A Blown Leaf

0



I saw a leaf on the empty street
Struggling with the wind
Trying to blow it away
It flipped upside down
And flew away to the east.

Sunday, January 5, 2020

Ramai dalam Hening (Part 1)

0




Ramai.

Suara itu muncul di kepalaku saling bersahutan. Meski kuharap mereka bisa menjadi harmoni yang indah, suara itu kian hari kian sumbang saja. Bersandar lemah di dinding kamar, lampu sengaja ku padamkan. Kuharap ramai itu perlahan berkurang. Tidak muluk-muluk. Aku tak memintanya lenyap begitu saja.

Monday, December 31, 2018

Tuesday, July 24, 2018

Untuk Diriku yang Sedang Gelisah

0




Kecemasan.
Kegelisahan.
Aku sudah merasakannya sejak duduk di bangku kuliah. Ada masa di mana aku merasa takut untuk melangkah. Perasaan itu memuncak ketika aku lulus Perguruan Tinggi. Aku takut menjalani kehidupan yang sebenarnya, Aku takut salah langkah. Aku takut keputusanku tidak cukup bijak sehingga mengecewakan orang-orang yang percaya padaku.

Kegelisahan itu justru mengikat kaki dan tanganku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku minder. Aku tidak percaya diri. Aku kurang baik bersosialisasi. Aku selalu ragu karena berpikir terlalu jauh. Aku memikirkan hal-hal yang belum pasti terjadi. Aku takut pada sesuatu yang abstrak seperti itu. Menyedihkan sekali, bukan? Aku merasa tidak memiliki daya. Orang terlemah, dialah aku.

Keadaanku dipersulit oleh mulutku yang terkunci, hatiku yang tidak ingin berbagi kesedihan, mataku yang gengsi mengucurkan air mata. Aku membutuhkan orang lain, aku tahu. Tetapi, aku merasa bahwa orang lainpun memiliki beban yang mereka pikul. Aku tak ingin memperparahnya dengan bebanku. Di sisi lain, aku juga tak ingin menunjukkan sisi lemahku.

Di saat sulit seperti itu, aku memeluk diri sendiri sambil berkata bahwa semua akan baik-baik saja, semua pasti berlalu dan aku bisa menghadapinya. Aku akan menangis tanpa suara lalu kembali menata pikiranku yang kalut. Cara itu selalu berhasil menenangkanku untuk sementara.

Lee Seung Gi (aktor Korea Selatan) berbicara mengenai kegelisahannya dalam sebuah acara ragam. Seseorang berkata kepadanya bahwa kegelisahan menunjukkan bahwa kita sudah dewasa. Bukan berarti kita akan mendiamkannya begitu saja. Hal yang bisa kita lakukan adalah untuk lebih berani mengambil langkah pertama. Di saat kita melangkah, kegelisahan itu akan menghilang perlahan.

Aku tersentuh oleh kalimat itu. Tak kusadari air mataku menetes perlahan. Ada nyeri di dalam sana juga semangat baru yang harusnya bisa kujaga agar tetap berkobar. Aku mengingat, aku pernah menuliskan hal semacam itu dalam satu cerpenku,


Aku pernah memiliki pemikiran seperti itu, namun kekuatannya hanya sebatas kata-kata seorang amatir dengan energi yang lemah. (Aku menertawai diri sendiri. Bagaimana aku bisa menyentuh hati pembacaku saat aku sendiri tak tersentuh oleh kalimat yang kutuliskan?). Sembari menulis ini, aku berusaha menyalurkan segenap perasaanku di dalamnya. 

Kembali pada kegelisahan, segala ketakutan dan keraguanku selama ini pastinya tak beralasan. Jika aku berpikir dengan jernih, membayangkan diriku hanya berjalan di tempat yang sama adalah hal yang paling mengerikan. Aku terkungkung oleh kecemasan, energiku terkuras olehnya, dan aku tidak mendapatkan apa-apa. Jujur itu lebih menakutkan dibandingkan tantangan yang akan kutemui saat melangkah. Mungkin di depan sana aku akan menemui terowongan panjang nan gelap namun aku bisa membawa senter untuk berjaga-jaga. Mungkin di depan sana akan ada onak dan duri namun aku bisa memakai sepatu terbaikku agar aku tidak terluka, aku bisa menyingkirkan duri itu perlahan dengan tanganku, atau aku bisa berjinjit agar aku tak menginjaknya. Saat aku melangkah, akan ada banyak rintangan yang menghadangku tapi aku juga memiliki banyak pilihan untuk mengatasinya, bukan?

Jadi, diriku yang sedang gelisah, aku percaya bahwa kau memiliki kekuatanmu untuk berjalan. Kau memiliki akalmu untuk berpikir. Kau memiliki hatimu untuk merasa. Kau memiliki keluarga dan teman untuk berbagi. Juga Tuhan yang senantiasa menyertaimu.
Jangan takut!
Melangkahlah dengan percaya diri!

Saturday, March 24, 2018

Sang Pemanah

0



Di suatu desa, hiduplah seorang pemanah ulung. Orang-orang mengatakan ia dan panah adalah jodoh dari surga. Begitulah, bakatnya muncul sejak kecil dan tanpa usaha yang berarti ia mampu menaklukkan sasaran-sasaran yang ada di depannya. Ia adalah pemanah terhebat di antara teman sebayanya.

Suatu hari sang pemanah memutuskan untuk berburu di hutan. Ia melihat rusa dan memutuskan untuk menjadikannya target sasaran. Ia pun mengarahkan busurnya dan melepas anak panah dengan yakin. Angin bertiup kencang, membuat anak panah tersebut meleset. Untuk pertama kali dalam hidupnya si pemanah merasakan kegagalan.

Keesokan harinya, ia kembali berburu. Lagi, dilihatnya seekor rusa di balik semak belukar. Ia mengarahkan busurnya. Namun naas, busurnya rusak sebelum ia sempat melepas anak panahnya.
Di hari berikutnya, si pemanah kembali gagal membawa pulang seekor rusa. Lagi-lagi serangannya meleset.

“Ada apa denganmu?” tanya teman sang pemanah

“Aku kurang beruntung akhir-akhir ini. Angin meniup anak panahku ke arah yang salah, Busurku rusak, dan hari ini suasana hatiku tidak terlalu baik untuk memanah.” Jawab sang pemanah.

“Aku dan panah adalah jodoh dari surga. Tapi sepertinya ia mengkhianatiku akhir-akhir ini.” Ucapnya lagi.

**

Dalam hati sang Panah membatin…

Andai aku bisa berbicara, akan kuberitahu kau. Aku tak pernah berkhianat. Kaulah yang meninggalkanku di kala orang-orang memuji kehebatanmu. Kau jarang berlatih memanah karena kau merasa memiliki bakat alami sejak dilahirkan. Mengapa kau memanah tanpa memperhitungkan arah angin? Mengapa kau tidak membawa busur cadangan? Mengapa kau menyalahkan kondisi hatimu saat gagal mendapatkan yang kau inginkan? Mengapa kau tidak berusah lebih keras? Mengapa kau terkungkung pada alasan-alasan yang sengaja kau buat untuk menghibur dirimu sendiri? 

Benar... 
Semua hanyalah alasan yang kau buat untuk mempertahankan keangkuhanmu.

Andai aku bisa berbicara, akan kuberitahu padamu bahwa bakat tanpa usaha adalah kesia-siaan belaka. Aku tak pernah mengkhianatimu. Aku hanya ingin kau melebihkan usahamu.